Meningkatkan Literasi Siswa di Era Gempuran Gawai di SMA Negeri 12 Banda Aceh

Banda Aceh, 23 Oktober 2025 – Dalam menghadapi tantangan era digital, SMA Negeri 12 Banda Aceh menggelar kegiatan sosialisasi dan diskusi bertema “Meningkatkan Literasi Siswa di Era Gempuran Gawai” yang berlangsung di aula sekolah dengan penuh antusias.

Kegiatan ini resmi dibuka oleh Kepala Sekolah, Ibu Nurjannah, S.Pd., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya membangun budaya literasi di kalangan siswa. Beliau mengajak peserta didik untuk memanfaatkan gawai secara bijak sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan diri, bukan semata hiburan.

Sebagai narasumber, Lutfi, A.Md. menyampaikan materi tentang strategi menjaga fokus belajar di tengah derasnya arus digitalisasi, pentingnya literasi digital yang sehat, serta tips membangun kebiasaan membaca di era modern.

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan siswa dari setiap kelas dan guru pendamping ini berlangsung interaktif dan inspiratif, ditandai dengan semangat bertanya dan berdiskusi dari para peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perpustakaan, Ibu Maryati, S.Pd., menyampaikan harapannya agar budaya literasi dapat terus berkembang di lingkungan sekolah. “Kami ingin perpustakaan menjadi pusat kegiatan yang tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga menumbuhkan minat baca yang menyenangkan bagi seluruh siswa,” ujarnya.

Senada dengan hal itu, Bapak Hendra Firmansyah, A.Md., selaku staf perpustakaan, juga menambahkan bahwa literasi merupakan modal utama untuk menghadapi tantangan zaman. “Siswa harus mampu mengelola informasi dengan cerdas. Gawai seharusnya menjadi jendela ilmu, bukan sekadar hiburan,” pesannya.

Sementara itu, Ibu Fauziah, S.IP., berharap agar kegiatan literasi seperti ini dapat menjadi agenda rutin. “Kami di perpustakaan siap mendukung setiap program yang menumbuhkan minat baca dan menulis siswa,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, SMA Negeri 12 Banda Aceh berharap seluruh siswa mampu menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan budaya literasi, sehingga gawai tidak menjadi penghalang, melainkan jembatan menuju ilmu pengetahuan yang lebih luas